EQ Tinggi Ialah Kemampuan Super: Tiga Rutinitas Mengisyaratkan Anda Memilikinya

Tiga Rutinitas Mengisyaratkan Anda Memiliki EQ Tinggi

artificial intelligence
artificial intelligence

Kecerdasan emosional mengilhami kerjasama , memberikan fasilitas keyakinan dalam jalinan, dan memungkinkannya seorang untuk menolong dan mendayagunakan seseorang. Wacana yang didapat dari kecondongan pintar secara emosional kerap kali menggerakkan perkembangan dan kebahagiaan individu. Pahami seperti apakah EQ dalam "kehidupan riil" bisa menolong seorang terus meningkatkan kualitas-kualitas ini. Tiga atribut benar-benar merekomendasikan seorang bekerja dengan EQ tinggi.


PERTAMA

seorang yang sesuai secara emosional sama orang lain umumnya pintar secara emosional. Rasakan kondisi hati seseorang memungkinkannya seorang untuk melakukan tindakan dengan sadar dan menyikapi keperluan emosional rekan, mitra, dan orang yang disayangi.

Misalkan, Amy ialah manager project di perusahaannya. Pada Senin pagi, ia kumpulkan teamnya untuk membahas perkembangan mereka di account populer. Sepanjang tatap muka, Amy memerhatikan jika Team, seorang anggota team, benar-benar pendiam dan terlihat kuatir.

Sesudah rapat diundur, Amy singgah ke kantor Team dan menanyakan apa semua baik saja. Team mengundangnya masuk dan dengan berlinang air mata share jika istrinya ajukan tuntutan pisah. Amy kelaronansi dengan penekanan emosionalnya dan mengkomunikasikan pengetahuan, "Anda cedera dan kemungkinan berasa seakan-akan dunia Anda roboh disekitaran Anda." Team rasakan empati ikhlas Amy dan mengenali dan melafalkan beberapa emosi tambahan yang menyakitkan. Amy memiliki empati.

Team mengaku jika ia ialah orang pertama kali yang ia beritahu dan mengaku kelegaan yang ia rasakan saat mengulasnya. Amy mendorongnya untuk mendapatinya bila ia perlu bicara kembali dan menanyakan apa ia butuh waktu istirahat. Team memperlihatkan jika tugas ialah pengalih perhatian yang bermanfaat dan jika ia memandang support Amy benar-benar menolong. Amy tersenyum dan memberikan Team kartu terapi lokal untuk sumber tambahan.

Atau, ucapkanlah Amy tidak terlatih dengan kondisi emosional Team. Ia secara terbuka memberinya teguran karena minimnya keterlibatan dalam tatap muka itu. Kekhawatiran Team makin bertambah. Ia kembali lagi ke kantornya dan alami gempuran cemas. Tidak bisa berperan, dia tinggalkan tugas dan ambil hari sakit.

Amy benar-benar geram. Ia yakin Team sedang "jatuhkan bola" di saat yang krisis dan mengirimi e-mail padanya, "Maaf Anda sakit, tetapi ini bukanlah saat yang akurat. Anda tinggalkan kami dalam kesusahan. Anda perlu kerja di rumah untuk membayar kehilangan."

Sesudah Team membaca emailnya, ia berhenti. Ia hadapi perpisahan dan bos yang geram kepadanya. Kesehatan moralnya lebih buruk, dan ia kehilangan tugas tambahan. Walau Team ialah pegawai paling kuat Amy, Amy benar-benar geram dan cari argumen untuk mengeluarkannya. Baik Team dan Amy kalah pada kondisi ini karena minimnya empati Amy.


KEDUA

Pribadi yang sadarkan diri sering pintar secara emosional. Kekuatan untuk menyaksikan diri kita dengan teratur ke arah pada wacana. Kekuatan mawas diri ini menolong seorang dalam mengetahui kekeliruan pada suatu jalinan. Pengetahuan jika kalimat atau perbuatannya berpengaruh negatif pada rekan atau orang yang disayangi memungkinkannya ia untuk membenahi kekeliruan cara.

Misalkan, Pete sedang makan siang bersama beberapa temannya. Ia suka umumkan jika ia dan pasangannya sedang hamil anak sulung mereka. Sorak-sorai dan bersulang ikuti informasinya.

Diperjalanan pulang, ia ingat jika seorang rekan di tatap muka itu barusan keguguran. Ia cemas waktunya tidak peka. Ia mengontak temannya dan mohon maaf. Ia terima keinginan maafnya dan meyakinkannya jika ia tidak salah tapi menghargakan panggilannya.

Ia buka mengenai kegugurannya. Pete dengarkan dan memiliki empati dengan kesedihannya. Ke-2 nya terlilit, dan satu bulan selanjutnya, Pete ialah orang pertama kali yang ia kontak saat ia mengetahui ia hamil kembali.

Di lain sisi, Pete membesar-besarkan informasinya dan meluapkan perhatiannya. Ia memonopoli fokus perhatian dan bicara mengenai bayi dan gagasan besarnya. Rekan yang alami keguguran minggu awalnya kaget dengan informasinya. Ia beranggapan makan siang diperkirakan disekitaran rekan luar kota yang bertandang.

Walau ia berbahagia untuk Pete, duka cita banjirinya diperjalanan pulang. Ia mengharap ia akan menyiapkannya. Berasa sendirian dan cedera oleh ketidakpekaan Pete, ia menghindari diri dari barisan rekan di saat ia benar-benar memerlukan support mereka. Ia dan Pete tumbuh terpisah.


KETIGA

seorang yang terkait dengan emosinya yang tidak nyaman bisa mengenali, mengutarakan, dan membahas nuansa kondisi emosi tertentu. Membandingkan di antara kondisi hati seperti kekesalan, sakit hati, iri hati, geram , frustrasi, malu , bersedih, takut , dan ketidaktahuan bisa menolong seorang membedah dan pahami emosi yang intensif dan terlalu berlebih. Pengetahuan ini menolong seorang melakukan tindakan berdasar emosi yang susah secara bernilai, bukan secara destruktif.

Misalkan, Lisa sedang menabung untuk beli mobil baru. Ia sudah bermimpi convertible merah untuk mayoritas hidupnya. Sesudah 4 tahun simpan uang extra, Lisa mempunyai cukup uang untuk beli mobilnya. Malam saat sebelum janji jumpa di dealer, temannya, Lexi, mempublikasikan jika ia ialah pemilik mobil convertible baru yang senang. Yang membuat Lisa sedih, itu ialah merk, mode, dan warna yang pas dari mobil yang direncanakan akan dibeli Lisa.

Lisa benar-benar sedih, geram, dan iri karena Lexi "memukulnya mati-matian." Ia berpikiran untuk mempublikasikan pesan di sosial media, menunjukkan Lexi sebagai "peniru," tetapi ia mengendalikan diri. Ia mentolerir emosinya yang intensif dan panggil ibunya. Saat ia bicara dengan ibunya, ia mengenali amarah, kecemburuan, dan kekesalan yang intensif. Ibunya memiliki empati dan benarkan apa yang Lisa rasakan.

Lisa mempernyerap empati dan alami kelegaan enteng sesudah mengolah emosi yang intensif. Semakin tenang, Lisa sanggup pecahkan permasalahan. Ia memilih untuk menukar persneling dan terus menabung sampai ia mempunyai cukup uang untuk bayar uang muka dalam suatu property loteng kecil di lingkungannya. Ibu Lisa semangat dan memberikan dukungan Lisa dalam usaha anyarnya.

Kebalikannya, Lisa melepaskan amarahnya dan selekasnya panggil rekan bersama, memberikan keyakinan mereka jika Lexi manja dan ekspos. Lisa berperanan sebagai korban dan memperoleh simpati dari beberapa temannya. Sebagai sebuah barisan, mereka memilih untuk "kembali" di Lexi dengan mengeluarkannya dari hari pantai yang mereka targetkan. Lexi menyaksikan kolase photo pantai di sosial media esok harinya dan cedera dan kecewa. Lisa senang sudah sakiti Lexi, dan skema memberi hukuman rekan yang tidak adil jadi berlanjut. Karena Lisa tidak mengetahui kecemburuannya , ia melakukan tindakan berdasar hati itu secara destruktif.

Mempunyai rekonsilasi emosional dan empati, kesadaran diri, dan kekuatan untuk terkait dengan emosi yang tidak nyaman memberikan seorang peluang untuk menolong bukannya cedera. Seorang pribadi yang merealisasikan atribut-atribut ini umumnya sanggup memupuk jalinan yang sehat dan dekat sama orang yang lain mempunyai kualitas ini. Disamping itu, kemampuan mawas diri yang kuat condong menolong seorang dalam atur diri kita, koreksi kekeliruan, dan memadukan perkembangan dan peralihan tetap.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url